
Kondisi lahan terlantar/lahan tidur yang berada di Gedung Barat dan Timur Madrasah tersebut biasanya ditumbuhi tanaman non-produktif yang kurang bermanfaat seperti semak belukar dan tanaman liar lainnya. Maka dari itu, kami berinisiatif untuk memnfaatkan lahan tersebut untuk pertanian TOGA yang nantinya dapat diambil manfaatnya serta sebagai media edukasi untuk siswa siwi
Tanaman TOGA di MTsN 9 Ngawi sudah dibuat sejak mengikuti program “Gema Parut” tingkat Kecamatan, sehingga dalam rangka mengikuti program Adiwiyata tinggal menanam ulang tanaman yang mati karena kemarau atau menanam pada lahan-lahan yang masih kosong yang belum tertanami.
Pada prinsipnya, sebelum ditanami oleh berbagai jenis tanaman, sebaiknya lahan digemburkan dengan cara dicangkul sehingga tanah menjadi berongga yang dapat terisi oleh udara atau partikel lain. Saat mencangkul lahan tesebut, sekaligus membuat parit-parit sehingga terbentuk bedengan-bedengan kecil yang diatasnya dibuat lubang-lubang kecil tempat menanam tumbuhan yang akan ditanam
Siswa-siswi yang termasuk dalam kader Pokja TOGA menanami ulang lahan-lahan yang masih kosong serta mengganti tanaman yang telah mati dengan tanaman baru dengan prinsip dalam satu kavling lahan ditanami jenis tanaman yang sejenis. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah siswa-siswi dalam memanfaatkan TOGA untuk kegiatan pembelajaran maupun pengolahan hasil panen.
Setelah tanaman TOGA ditanam dan tumbuh, maka tanaman perlu di siram dalam jangka waktu tertentu sesuai kebutuhan tiap tanaman. Selain itu, dalam membantu dalam penyuburan kami melakukan pemupukan yang memanfaatkan kompos yang kami produksi sendiri. Jadi pupuk yang kita gunakan yaitu pupuk organik.
Selain itu, kami juga menyiangi atau mencabuti rumput liar, tanaman liar, atau hama yang ada disekeliling tumbuhan yang ada di kebun TOGA dan emeriksa tanaman TOGA yang rusak atau mati.
Para siswa-siswi merasa senang dapat merasakan pengalaman langsung berkebun dan belajar banyak hal melalui TOGA. Selain itu, hasil panen tersebut akan segera dimanfaatkan sebagai bahan untuk praktek pembuatan jamu.
Pengolahan TOGA dimaksudkan untuk dapat merasakan manfaat dari hasil olahannya. Selain itu, budidaya TOGA di madrasah kami, diharapkan mampu memacu usaha kecil dibidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual, yang nantinya dapat diaplikasikan didalam lingkungan keluarga. Sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga
Kegiatan ini dinilai berkesinambungan antara lain sejak menanam TOGA, merawat, memanen, mengolah hasil panen serta memasarkannya. Aksi nyata ini dilakukan untuk membekali siswa dengan kemampuan wirusaha yaitu dengan memasarkan hasil produk olahan TOGA berupa aneka jamu herbal kepada teman-teman dan guru. (Tim Pokja Toga)






Komentar Terbaru